Sang Bidadari dari Surga -->

Advertisement

Banner Iklan Sariksa

Sang Bidadari dari Surga

17 Des 2009


Suatu sore sehabis maghrib, terlihat seorang berusia empat puluhan tahun datang berkunjung ke tempat Kyai Ilyas. Orang itu berpakaian sederhana, berperawakan sedikit kerempeng, memakai baju koko hijau, dan berkain sarung, terlihat kopiah hitam menempel di kepalanya. Itulah ustadz Ahmad yang datang dari kampung sebelah bersilaturahim ke tempat Kyai Ilyas.
Setelah bercengkerama tentang keadaan keluarga, ustadz Ahmad mulai bercerita kepada Kyai Ilyas. ”Begini rama kyai, kemarin waktu hari jum’atan di masjid tempat saya biasa mengajar, ada seseorang yang begitu mengagumkan, rama kyai...” ungkap ustadz Ahmad mulai bercerita. ”Mengagumkan gimana...?” tanya Kyai Ilyas. ”Ada seseorang namanya Parmin, ia sebenarnya orang biasa yang pekerjaan seharihari asalnya tukang ngarit (pencari rumput) membuat kami semua terkesima. Tiga bulan ia pergi entah kemana, sekitar seminggu ini ia pulang kampung. Pada saat kencleng (kaleng/tempat infak di masjid) dikelilingkan, dan pas sampai ke dia, ia tibatiba mengeluarkan dari saku bajunya uang satu juta, terus dimasukkan ke kencleng sebagai infak.” ”Lo...apa hebatnya ?”, sergah kyai Ilyas. ”Begini rama kyai .....pertama, uang sebanyak itu di tempat saya bukanlah uang yang sedikit, apalagi mau menginfakkan, apatah lagi yang menginfakkan itu seorang Parmin yang dulunya tukang ngarit. Kedua, uang yang diinfakkan itu adalah uang yang tiba-tiba muncul di saku Parmin, karena orang – orang yang di sekelilingnya juga melihat, awalnya di saku Parmin kelihatan tidak ada uang sama sekali, apa itu namanya tidak hebat rama kyai ?” begitu cerita ustadz Ahmad.

Download Ebook Sang Bidadari dari Surga