Di Sudut Indonesia Pertiwi Memanggil Pemuda -->

Advertisement

Banner Iklan Sariksa

Di Sudut Indonesia Pertiwi Memanggil Pemuda

2 Jul 2012

"Pemuda usia 20 tahun, dan ia belum berjuang untuk bangsanya, maka pantaslah untuk di gunduli"
(Soekarno)

Lembar-lembar sejarah punya ceritanya.Dalam rangkaian kata,fakta coba di gambarkan hingga mampu menjadi pelintas bagi generasi selanjutnya,yang akan kembali menjadi sejarah. Setiap bangsa dari zaman batu hingga zaman moderen mempunyai ukiran cerita yang menjadikannya abadi, untuk dinikmati, dipelajari,atau sekedar di pelototi. Sejarah sebagai bentuk sastra karena unsur ceritanya, tidak lepas dari penilaian-penilaian yang ditafsirkan sesuai dengan pengalaman pembacanya, bahkan bisa juga sebagai alat penjaga kekuasaan. Selain itu pula, hamparan hikmah dapat disemai dari luasnya ladang ladang sejarah.

Indonesia adalah bangsa yang cukup uzur dengan usianya 64 tahun tentunya sudah banyak ladang sejarah yang dikandungnya dan selalu siap disemai hikmahnya, namun hamparan sejarah itu dibiarkan lapuk begitu saja. Mencoba mengambil sebutir hikmah dari berbagai ladang sejarah negara ini, dari bagian terpenting yang seharusnya tak boleh terabaikan apalagi terlupakan.

Budi Utomo, organisasi yang mencuat dari pikiran dr. Wahidin Sudirohusodo, yang frustasi melihat kondisi bangsa Indonesia yang selalu bernasib buruk dan dianggap rendah dan tidak bermartabat oleh bangsa lain, selain itu perilaku para pejabat saat itu yang hanya memikirkan diri mereka sendiri dan jabatan mereka saja semakin memperparah keadaan bangsa saat itu.Seperti menarik pajak setinggi-tinginya dari petani pribumi. Bertolak dari keprihatinan itu, dr. Wahidin coba merumuskan gagasannya untuk memperbaiki itu dengan memajukan pendidikan, termasuk mencari dana pelajar bagi mahasiswa yang tidak mampu kepada tokoh-tokoh masyarakat di tanah jawa namun sayangnya tokoh-tokoh masyarakat tidak menghiraukan gagasan tersebut. DR. wahidin tidak menyerah dengan terus menyebarkan gagasan-gagasannya, hingga ia menemukan sekelompok pemuda di sekolah kedokteran STOVIA yang sangat bergairah menerima gagasan itu, dengan mendirikan organisasi bernama BUDI UTOMO pada 20 Mei 1908.

Dari sinilah kemudian batu tapal perjuangan Indonesia menemukan pijakannya, menyusul kemudian organisasi-organisasi serupa yang bergerak dalam pendidikan, perdagangan, bahkan politik. Dalam lembar sejarah itu, nama-nama banyak di isi oleh mereka yang berusia muda. Soekarno pendiri PNI ( 26 tahun ), Tan Malaka memimpin PKI ( 29 tahun ) Kartosuwirjo aktif di SI ( 28 tahun ) Semaun aktif di SI ( 14 tahun ). Maka jiwa-jiwa yang berkobar penuh visi perubahan itu terus melaju hingga tercapainya kemerdekaan Indonesia dari kolonial.

Menyaksikan kondisi kebangsaan saat ini, maka nasib Indonesia saat ini tidak jauh memprihatinkan dari kondisi Indonesia pada tahun 1900-an. Kondisi rakyat masih sangat melarat, pejabat-pejabat banyak yang mementingkan kepentingan diri dan habatannya, menaikan harga-harga, memanipulasi pasar-pasar demi membuat senang atasan negara-negara kapitalis-neoliberalis. Belum lagai pendidikan yang amat susah diakses oleh kalangan tak berduit.

Kondisi bangsa telah berulang, sisa peran yang harus di mainkan. Siapakah dr. Wahidin selanjutnya ? siapakah pemuda-pemuda STOVIA berikutnya ? akankah lahir Soekarno, Tan Malaka, Kartosuwirjo, Semaun yang baru ?. Pemuda tahun 1900-an nyaring mendengar rintihan pertiwi yang memanggil mereka,.akankah pemuda 2010 akan mendengar rintihan pertiwi juga ?.

Maka sebelum waktu merenggus usia, semasih gagasan menggebu dasyat, dan masa esok terlukis jelas,mari menyahut panggilan pertiwi, "kami pemuda lahir untuk menjawabmu bunda"...

"Memperingati Hari Kebangkitan Nasional,
Tak ada mata yang terpejam
Langkah yang terhenti
Lengan yang terkulai
Fikir yang membeku
Sebelum Pertiwi Terbahak senang"